Posts

Showing posts from April, 2017

Turut duka

Sahabatku, Oiya, Maaf penulis memanggil kamu sebagai sahabat. Penulis menulis ini sebagai pelipur lara kamu.Maka, panggilan manis buat gadis secantik kamu adalah sahabat. Bolehkan? Maaf kedatangan penulis terlambat. Sebelumnya penulis turut berduka cita atas kepergian orang yang berarti untukmu. Ini pasti sangat berat buat kamu. Kehilangan orang yang kamu sangat sayangi. Beliau adalah panutanmu juga sosok yang terbaik yang ada dalam hidupmu. Emm... penulis berdoa, semoga beliau berada ditempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Dan buat sahabat tercantiku, kamu yang sabar, kamu yang iklas, dan mulai saat ini lakukanlah yang terbaik. Kasih tahu buat beliau bahwa beliau tidak akan sia-sia memilki putri cantik sepertimu. Buat banggalah buat beliau. Ayolah, jangan bersedih. Nanti mata lentik kamu jadi layu. Entar Job syuting kamu juga akan berpengaruh jika mata kamu seperti panda. Kemaren, Kamu pernah bilang bahwa kesibukanmu adalah sebagai artis, tentu job kamu pasti syu...

Sarapan di Jalan Ki Mangunsarkoro, Semarang

Pagi ini saya di Semarang. Suasanya dingin. Tapi nanti siang kata abang tukang becak, akan panas. Sejauh memandang Semarang masih adem-adem saja. Well, selamat datang dikota Semarang. Saya ucapkan untuk diri saya sendiri(ketawa). Penyambutan yang kurang baik sebetulnya, karena saya tidur di stasiun. Betapa malangnya saya ini; kedinginan, tidurnya keras, ah, apalagi bisingnya kereta. Nyamuknya juga nakal-nakal. Yaya... mimpi apa tiba disemarang belajar hidup backpacker   gini. Setengah enam duduk di parkiran, mungkin tampilanku menarik, abang tukang becak menawari tumpangan. Sebelum naik aku ngobrol soal IbuKota Jawa Tengah. Wah enggak kelar-kelar. Panjang ceritanya. Dari stasiun Poncol saya naik becak. Puter-puter keliling Semarang naik becak, pagi lagi. Wehm... tambah dingin. Dari stasiun ke jalan Ki Mangunsarkoro lalu Simpang Lima. Sebelum jalan ki mangunsarkoro ada banyak jalan yang dilalui. Saya lupa. Seingat saya Cuma jam enam pagi, semarang sangat memesona. Udaran...

[artikel] Ssst... jangan ditiru ya?

Pernah denger enggak orang sedang marah atau mengeluarkan emosi yang tak terkontrol, tiba-tiba asal nyeblak mengeluarkan kalimat yang kotor? Lalu umpatan “Raimu/Raemu” pernah denger? Gimana kedengaranya? Kasar? Memang. Pengertianya apa sih? Nah, Kita juga akan bahas soal umpatan yang satu ini. Raimu, mari. Ups! Well, ‘Raimu’ berasal dari dua kata Rai dan Mu. Rai (Jawa kasar) berarti muka atau wajah. Dan ‘Mu’ sendiri sebetulnya sebuah subjek yang singkat dari ‘Kamu’. Namun, disini dijadikan sebagai kata ganti seseorang (lawan bicara atau yang dituju). Paham ya? Ckck...   Asalnya sendiri tidak persis dimana, namun umpatan ini sering didengar di daerah Jawa. Khususnya daerah Pantai Utara seperti Pemalang, Tegal, Brebes, Pekalongan dan Batang. Mungkin di daerah pantura lainya ada yang pernah mendengar? Tapi jangan ditiru ya? Cukup tahu saja. Eghem *pasang muka arif*   Namanya juga umpatan tentu ditelinga membuat jadi merah dan dirasa tidak nyaman. (Y...