[artikel] Ssst... jangan ditiru ya?
Pernah denger enggak orang sedang marah atau
mengeluarkan emosi yang tak terkontrol, tiba-tiba asal nyeblak mengeluarkan
kalimat yang kotor? Lalu umpatan “Raimu/Raemu” pernah denger? Gimana kedengaranya?
Kasar? Memang. Pengertianya apa sih? Nah, Kita juga akan bahas soal umpatan
yang satu ini. Raimu, mari. Ups!
Well, ‘Raimu’ berasal dari dua kata Rai dan Mu. Rai
(Jawa kasar) berarti muka atau wajah. Dan ‘Mu’ sendiri sebetulnya sebuah subjek
yang singkat dari ‘Kamu’. Namun, disini dijadikan sebagai kata ganti seseorang
(lawan bicara atau yang dituju). Paham ya? Ckck...
Asalnya sendiri tidak persis dimana, namun umpatan
ini sering didengar di daerah Jawa. Khususnya daerah Pantai Utara seperti
Pemalang, Tegal, Brebes, Pekalongan dan Batang. Mungkin di daerah pantura
lainya ada yang pernah mendengar? Tapi jangan ditiru ya? Cukup tahu saja. Eghem
*pasang muka arif*
Namanya juga umpatan tentu ditelinga membuat jadi merah
dan dirasa tidak nyaman. (Ya enggak sih?)‘Raimu’ merupakan umpatan sebuah
penghinaan seseorang terhadap wajah kita. Seringnya ada penambahan umpatan
lain setelah umpatan tersebut
dilontarkan. Misalnya; Raimu kok Asu!, Raimu Kunyuk! (langsung istigfar,
sumpah!). Memiliki arti yang kurang bagus, diucapkan dengan penekanan dan
memakai suara oktaf (tinggi), bagi siapapun yang mendengar, siap-siap deh
diatas kepala asap mengepul. Bisa jadi keluar sungut di kanan-kiri kepala. Bisa
diartikan dengan jengkel ya... bahkan, bisa-bisa ada kelanjutan ceritanya. Adu
jotos, maksudnya.(Jangan sampe ah)Haha... .
Kasus seperti ini biasanya terjadi di kalangan anak
muda(remaja) yang dikategorikan sebagai kekurangan moral, etika, dan agamis.
Tak jarang juga anak sekolah. Ada juga lho anak yang masih kecil tapi bicaranya,
ya Salam... lagaknya kayak orang gede saja. Usut-punya-usut ini terjadi karena
mereka terpengaruh lingkunganya. Parahnya lagi apabila sumber itu berasal dari
orang tua kita sendiri. Nah, Bagi para orang tua, sebaiknya mengajarkan etika
kesopanan. Tidak membiasakan bicara hal-hal yang kurang enak didengar didepan
anak kita. Serta ikut mengawasi perkembangan kita masing-masing. Oke-oke?*mata
genit*
Nah, itu sebagian umpatan atau kata kotor saja. Mungkin diluar sana masih banyak lagi. Buat temen-temen atau para orang dewasa (orang tua) ada baiknya ketika marah atau emosi bisa mengontrol. Agar tidak berujar kalimat yang kurang enak didengar. Ada baiknya kita selalu menjaga lisan dalam setiap berbicara agar menjadi kebiasaan yang baik pula. Kira-kira begitu saja deh. Lutfi mau kerja dulu. Daaaaahh....
Comments
Post a Comment