Ringkas Saja Ngomongin Proses Pembuatan Film


 Hanya saja saya kurang memadai alat perlengkapan untuk pembuatan film. Tapi, toh, film kemarin jadi dan hasilnya lumayan. Tapi untuk sekelas film pendek tidak perlu alat-alat komplit, cukup alat pengambil suara dan alat-alat pendukung pengambilan gambar. Kalo ada yang lain bisa ditambahkan jika memang diperlukan. Anyway, cieleh! Bikin film itu gampang, lho! (sombong banget, yak) kenapa saya ngomong begitu? Sebab apa adanya begitu, Huahaa... (pengen ditampol ini anak!) Oits, konteksnya dalam pembuatan film pendek, ya.

Sumber gambar: Google

            Berawal saya yang suka dan hobi nonton film pendek. Pertama kali saya tahu dan nonton film pendek ketika disuatu tempat nongkrong (kaffe di kota saya) ada acara penayangan film pendek karya anak kota saya sendiri (maaf tidak disebut asal kota saya). Niat hati Saya nonton hanya kepengen tahu saja dan penasaran (Paling penting sih mengapresiasi karya orang lain, karena uang hasil pembelian tiket untuk biaya produksi atau tujuan apalah saya lupa ) Memang sebagian film pendeknya ada yang bagus. Entah karena jalan cerita atau adeganya ngena di hati saya (sebagai penonton). Dari situ saya jadi ketagihan. Lalu mencari referensi film pendek lainya di Yutub (sengaja typo, ya, hiks). Dan sampe sekarang sering nonton.

            Dari kebiasaan itulah saya mulai (iseng-iseng) ikutan ketika ada perlombaan pembuatan video atau film pendek lainya. Sebetulnya yang saya lakukan hanya modal nekat jika ada perlombaan macam begitu. Soalnya memang tidak ada latar belakang belajar pembuatan film. Hanya modal mengamati dan telaah sebuah karya film saja (wedeh... ). Kalo bahasa kerenya, apa ya?, ah iya, otodidak! Tapi saat pertama kali pembuatan film itu—dilapangan—ternyata saya menemukan banyak hal dari proses pembuatan film; mulai dari mana sudut pandang pengambilan gambar, akting si Tokohnya (seringnya sih aku yang jadi pemeranya, biar eksis. Wkwk), juga menentukan latarnya. Dan yang paling penting dari sebuah film menjadi bagus adalah bagaimana bahan dari adegan-adegan yang diambil tadi diproses dengan editing.

            Tapi saya ngomong begitu dalam proses pembuatan film rasanya tidak benar juga, bahwa film bagus itu ya merupakan komponen proses yang saling mendukung. Jadi buka Cuma soal editing saja kalo mau filmnya bagus. Seperti pemilihan aktor dan bagaimana aktingnya, eangle dari sebuah kameramen, dan jalan cerita (ini masuknya tema)

            Ngomongin soal tema, saya jadi berfikir kembali, sebetulnya kunci utama untuk dapat dikaitkan dengan lainya dan akhirnya sampai pada bagian proses lainya adalah menentukan tema. Lalu bagaimana cara mengeksekusi sebuah tema yang hadir dan akan dijadikan sebagai tema sebuah film? Ya tulis saja. Dituangkan menjadi naskah atau script. Kalo sudah begitu ini jatuhnya sudah kedalam kemampuan seseorang dalam menulis. Waduh, banyak sekali temen-temen yang mengeluh tidak bisa menulis. Padahal kemampuan menulis itu penting banget. Sudah saya katakan bagaimana adanya sebuah naskah atau script kalo tidak bisa menulis? Kalopun sekarang belum bisa, maka menulislah.

Sumber: Google

 

            Beruntungnya, jika kebiasaanya adalah menulis, pasti ada manfaatnya. Bisa digunakan untuk menulis naskah atau Script. Seperti dalam film pendek kemaren yang saya garap dalam rangka partisipasi lomba pembuatan film pendek, naskah atau scripnya itu buatan saya, lho; saya yang menulis (Wah... sepertinya bangga sekali yak!) ya walaupun masih dibilang jelek, katakanlah amatir dan baru belajar juga, kan. Maklumi saja wkwk

Hmm... lalu pembahasan pembuatan film ini kesimpulanya apa, ya? Ya itu tadi, bahwa karya sebuah film saling keterkaitan proses satu dengan proses lainya dan didukung dengan segala keperluan (baik kru atau alat yang memadai). Itu saja sih, cukup. Bikin film bareng kamu, yuk?

Comments

Popular posts from this blog

Tresno Joyo

Cerita Kalabahu 41: Lantangkan Suara