Ruruh guritna


Ruruh Guritna

Nama anak kami pertama ini diambil dari Jawa berarti pendiam—penuh kelembutan dan Guritna berarti pandai menulis. Ia masih berumur lucu-lucu nya dan aktif. Usianya saat ini dia begiiitu cerewet, saya tahu dibalik itu sebenernya keinginan tahu nya tinggi. Meski dibuatnya satu rumah gemuruh dengan nyanyianya, menemani saat ocehan nya bercerita, namun saya menanggapi dengan kelembutan nan cukup buat saya senang dengan ceria nya.
Iya, Ruruh Guritna memang selayaknya cantik. Putri kecil berambut ketel hitam bergelombang—berlawanan kontras dengan kulitnya yang putih bening. Matanya belong, membuat yang memandangi teduh bak menyelami diantara rerimbunan pohon, sejuk. Siapa dulu dong.. Bapak ibunya! Haha. Ah.. Saya sangat bersyukur di amanahkan oleh Tuhan merawat Ruruh Guritna.
Hobinya memang suka bernyanyi. Sama Seperti Ayah nya. Selain diajarkan di Taman Kanak, ia selalu menirukan ketika Ayah nya memandikan sambil menyanyikan lagu kesukaanya. Jangan heran kalo yang memandikan ayah nya ya? sore hari kadang saya kerja. Tapi bagi seorang Ibu sekaligus seorang dokter: lagu naik ke puncak gunung, burung kakak tua, naik delman, emm.. Apalagi yah, Saya enggak kalah tahu lagu favorit Nana, panggilanya.
Saya seorang ibu yang bekerja sama dengan Ayah merawat tulus Nana. Namanya Bapak Lutfi Hidayah. Dia itulah partner saya yang menghadirkan adanya Nana didunia ini. Dia juga seorang bapak pendidik bagi keluarga kecilnya dan memiliki anak didik lain di Sekolah menengah atas. Saya agak cemburu memang, haha. Selain diberi anugrah Nana, saya juga beruntung sejoli yang pengertian seperti Ayah nya Nana. Kesibukan padat sebagai dokter salah satu Rumah sakit membuat saya keteteran dan berbagi dengan Ayah untuk merawat Nana. Saya mengambil jam sore hari sampai malam hari saja, selebihnya yang menemani Nana, Ayah. Jadi wajar Nana lebih deket dengan Ayah nya.
Sebetulnya dirumah ada satu Asisten Rumah Tangga itupun hanya buat jaga-jaga saja. Harusnya kami pakai jasa Baby sister. Tapi Kami sepakat untuk tidak pake jasa baby sister, justru ini yang kami inginkan, merawat Nana bersama.
Nana paling girang dan sangat ditunggu-tunggu sepulang Ayah mengajar. Saya (kadang) sering membujuknya untuk sabar kalo Ayah pulang terlambat. He-em, Nana sedang menunggu buku baru nya. Ayah memang selalu begitu membawakan buku cerita atau komik untuknya dan bacaan untuk dirinya. Pasti. Karena Ayah adalah seorang pembaca buku. Nana mungkin tertarik dengan kebiasaan Ayahnya. Nanti sehabis dibacakan buku cerita oleh ayahnya, Nana selalu bercerita dengan saya tanpa jeda, pasti riweuh deh. Saya kan sudah bilang, Nana memang cerewet.
Saya juga seneng Nana tumbuh dan berkembang dengan cepat seiring dibacakan buku cerita. Oh ya, Nana belum bisa membaca, makanya cara Ayah untuk bisa memotivasi membaca dengan dibawakan buku cerita. Meski masih kecil yah, dek. Sebenernya tidak sengaja juga yang dilakukan Ayah, karena selain pembaca, Pak guru ini juga seorang penulis buku.*Wah,, Ayah pasti senyum-senyum sendiri*. Mungkin kelak bermaksud menurunkan warisannya pada Putri Cinderellanya.
Deuh,, Saya kadang terlalu hysteria kalo membahas Ayah nya Nana, haha. Ayah memang Top deh!.
Satu lagi, buku kesukaan Nana tersayang itu tentang petualangan. Terutama tentang berbau Princes, kan cita-citanya, *hehe*. Nana juga suka berpenampilan ala princes. Apalagi koleksi buku dan bonekanya. Deuh.. Satu lemari penuh!


*Note;
Buat Ruruh Guritna tersayang dan ayah tercinta—dari Ibu.

Comments

Popular posts from this blog

Tresno Joyo

Ringkas Saja Ngomongin Proses Pembuatan Film

Cerita Kalabahu 41: Lantangkan Suara