kesan-kesan kampus fiksi roadshow jakarta.
Tanggal 6 november 2016 kemaren, sebuah tempat disudut kota jakarta yang hiruk pikuknya tanpa henti; di gramedia matraman;sebagai tempat diadakan Kampus Fiksi roadshow jakarta, gue antusias sekali. oiya, kalian pasti tau Kampus Fiksi itu apa. apalagi bagi yang hobi menulis atau mengidamkan menjadi penulis, mereka pasti sudah mahfum sekali. adalah sebuah komunitas menulis dari Diva press.
tak terkecuali gue. rasa keingintauan menggebu-gebu sekali. pokoknya penasaran banget, kaya apa sih kampus fiksi itu. sudah lama gue tahu soal komunitas nulis ini yang di dukung oleh penerbit Diva Press dari dulu. inilah kesempatan terbaik untuk bisa ikut. kebetulan gue bekerja di tangerang yang tak jauh dari kota jakarta. jadi, gue langsung register via email.
sebagai sama-sama hobi nulis gue mau meningkatkan taraf menulis gue yang tadinya hanya nulis diary menjadi sebuah penulis cerita yang menarik; dimuat dalam sebuah novel. terpanjang dalam kumpulan novel bestseller. tentunya jadi terkenal dan mantan menangis-nangis minta balikan. haha. maruk banget ya mimpinya. idealis pokoknya.
bersama bapak Edi Mulyono yang ternyata masih lebih gantengan dari gue (ups maaf) namun, penggemarnya buanyak banget. apalagi abg-abg semua. oke, gue kalah! tapi gue juga fans banget. serta mbak Ve sebagai pembimbing acara dan dukungan tim kampus fiksi
ulasan tentang menulis beliau sampaikan dengan baik. dari gue yang enggak tahu sampai bibir berbentuk huruf 'O'. sesekali gue catet. disini, jujur saja gue sangat awam sekali. apapun itu gue tulis. sehingga antara pendengaran dan otak bersinergi penuh. fokus. sesi ini atmosfirnya cukup tenang, peserta yang lain juga kayaknya nyaman. tak jarang juga mereka ketawa. beliau ini berdomisili di jogja jadi logat jawa nya kental. kalo ada hal-hal yang aneh atau absurd, beliau pasti ngomong iki opo meneh... dan satu lagi, enggak banget!
kalian tahu, mengapa gue bermimpi maruk seperti itu. beliau menyatakan banyak hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. terutama dalam menulis. kuncinya istiqomah, kata beliau. jika ingin seperti Tere liye, Pidi baiq, Bernard batubara, Eka kurniawan dan penulis lain. kalian musti tekun. jika tidak bisa, cari passion lain. ya, begitulah ujung kalimatnya yang bikin mainstream yah!
banyak sekali ilmu yang didapat. sesi terakhir kita menulis cerita dan dibimbing sama alumni KF. cerita terbaik akan mendapatkan golden ticket kampus fiksi di jogja. sayangnya gue musti balik karena sudah terlalu sore. biarpun enggak bisa ikut di sesi ini tapi tetep berkesan dan manfaat. sekian ya kesan-kesannya. dadah!
tak terkecuali gue. rasa keingintauan menggebu-gebu sekali. pokoknya penasaran banget, kaya apa sih kampus fiksi itu. sudah lama gue tahu soal komunitas nulis ini yang di dukung oleh penerbit Diva Press dari dulu. inilah kesempatan terbaik untuk bisa ikut. kebetulan gue bekerja di tangerang yang tak jauh dari kota jakarta. jadi, gue langsung register via email.
sebagai sama-sama hobi nulis gue mau meningkatkan taraf menulis gue yang tadinya hanya nulis diary menjadi sebuah penulis cerita yang menarik; dimuat dalam sebuah novel. terpanjang dalam kumpulan novel bestseller. tentunya jadi terkenal dan mantan menangis-nangis minta balikan. haha. maruk banget ya mimpinya. idealis pokoknya.
bersama bapak Edi Mulyono yang ternyata masih lebih gantengan dari gue (ups maaf) namun, penggemarnya buanyak banget. apalagi abg-abg semua. oke, gue kalah! tapi gue juga fans banget. serta mbak Ve sebagai pembimbing acara dan dukungan tim kampus fiksi
ulasan tentang menulis beliau sampaikan dengan baik. dari gue yang enggak tahu sampai bibir berbentuk huruf 'O'. sesekali gue catet. disini, jujur saja gue sangat awam sekali. apapun itu gue tulis. sehingga antara pendengaran dan otak bersinergi penuh. fokus. sesi ini atmosfirnya cukup tenang, peserta yang lain juga kayaknya nyaman. tak jarang juga mereka ketawa. beliau ini berdomisili di jogja jadi logat jawa nya kental. kalo ada hal-hal yang aneh atau absurd, beliau pasti ngomong iki opo meneh... dan satu lagi, enggak banget!
kalian tahu, mengapa gue bermimpi maruk seperti itu. beliau menyatakan banyak hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. terutama dalam menulis. kuncinya istiqomah, kata beliau. jika ingin seperti Tere liye, Pidi baiq, Bernard batubara, Eka kurniawan dan penulis lain. kalian musti tekun. jika tidak bisa, cari passion lain. ya, begitulah ujung kalimatnya yang bikin mainstream yah!
banyak sekali ilmu yang didapat. sesi terakhir kita menulis cerita dan dibimbing sama alumni KF. cerita terbaik akan mendapatkan golden ticket kampus fiksi di jogja. sayangnya gue musti balik karena sudah terlalu sore. biarpun enggak bisa ikut di sesi ini tapi tetep berkesan dan manfaat. sekian ya kesan-kesannya. dadah!
Comments
Post a Comment