senioritas

Gambar terkait 




Entah mengapa ya, sulit memilih nulis dibandingkan minum dan makan es doger. berat... sekali. es doger enggak cuma bentuk minuman es, tetapi disediakan sendok untuk menyendok-- atau kejadianya seperti gue-- sendoknya gue nusruk-nusruk es karena terlalu lama masuk frezzer. isinya yang menggiurkan macam alpukat, ketam hitam, tape, ada potongan roti, perpaduan manis antara susu dan sirup. gimana coba? bisa ngalahin mereka? haha...

Padahal gue sudah asik ditemani musik yang klasik romance. siapapun yang mendengarkan pasti hatinya meleleh. keadaan yang baik untuk menulis. ini akan jadi pertarungan sengit! antara unek-unek dan apa ya, untuk menyebutkan pasukan es doger, ah, si penggiur saja. ya, pertarungan unek-unek dengan si penggiur. etapi, berkat kawan-kawan tadi gue jadi ngalahin mereka; pasukan es doger. iyalah gue berada di pihak unek-unek. dan melanjutkan nulisnya dengan tema yang gue pungut dari sampah studio radio.

apa yang terjadi sih, lutfi?

gue seperti dianak tirikan oleh ibu angkat.  ini enggak adil! akkkk... *banting tisu*. gue tahu ini pekerjaan yang menyenangkan. tapi kalo cara kelolanya begini. gue enggak yakin bisa meneruskan.

kok bisa?

iya, banyak gue korbanin demi kemauan management. dari yang enggak jadi pulang liburan, sampai batal ke event festival pembaca indonesia. belom yang lain. ini bentuk dari profesional dan tanggung jawab, kata beliau *bodo amat* pasti ini karena senioritas.

terus bagaimana?

ini kejadian kesekian kali. gue pikir ini alasan yang, basi! gue mau cabut. melayangkan surat resign untuknya. setelah anak-anak kesayanganya pada balik, gue labaikan tangan. management payah!

Comments

Popular posts from this blog

Tresno Joyo

Ringkas Saja Ngomongin Proses Pembuatan Film

Cerita Kalabahu 41: Lantangkan Suara