Kangen-Kangenan Sembilan Empat
![]() |
formasi sembilan empat. tempatnya horor nih. |
Sesampainya, saya bakalan berterimakasih kepada Mbak
Parikhatun. Perempuan yang khas, lucu, dan sederhana. Mau ketawa selebar apapun Dia tunjukin, em...
satu lagi, enggak jaim! Berkat parfum aroma Floral
Gardenia yang masih melekat di kemeja saya—saya jadi makin merasakan
kenangan bersama temen angkatan 2012 yang lainya. Terkhusus anak sembilan empat,
enggak tahu deh nama komunitasnya apa. Eh, kalo enggak salah dulu namanya CSP,
bener enggak sih? Dan Kami buka bersama, yeay... Hiks akhirnya... bisa
bersilahturahmi.
Sudah musimnya di indonesia, bulan ramadhan dijadikan
sebagai ajang silahturahmi dengan bukber (buka bersama). Dari alumni SD sampai
Perguruan Tinggi. Dari niat yang paling baik, silahturahmi—sampai ada niat yang
mau ketemu mantan, eghem! atau bagi yang jomblo kesempatan yang baik buat
nglirik gebetan dulu yang sempet gagal (buruan ndandan secakep mungkin, eak!).
Semoga niat CSP buat bukber sih
mengikat tali silahturahmi ya? (jangan kaya yang nulis ini, heuheu)
Sebelumnya Kami—saya mewakili temen CSP
lain—berterimakasih sekali pada Mbak Handayani yang udah repot-repot ngatur dan
merencanakan bukber ini. saya mah tinggal makan dan duduk manis di rumah makan
Layah Watu. Mbak Bella juga, meski tidak hadir karena sibuk kerjaan, tapi
berpartisipasi mendorong keberanian tanggung jawab bersama Mbak Handayani.
Kalian ketje!
Setelah memastikan tempatnya, saya mulai mencari
celah buat parkir motor. Karna jujur saja, saya belum tahu Rumah Makan Layah
Watu. Jangan ditanya udah pernah makan disitu apa belum? Sama sekali belum pernah!
Kasian sekali lelaki ini Ahaha... *gigit
bantal*
Suasana area parkir Rumah Makan Layah Watu, uh,
bukan main sesaknya. Sampai tumpah ruah dijalan. Dari ujung utara sampai pucuk
selatan. Sebetulnya, Rumah Makan Layah Watu tidak memiliki lahan parkir. Sayang
sekali pada waktu itu hanya memakai bahu jalan. Bahkan, saya memarkirkan Beat merah di area parkir Minimarket.
Mungkin tidak separah ini jika hari-hari biasa. Tapi saya kebingungan gegara
soal parkir.
Untuk hadir
di acara bukber saya mengenakan kemeja biru pudar dan celana soft putih. Serta
sepatu vans kw 100 yang dilipat jadi sendal. Sedikit
ditepuk-tepuk dan merapikan karna berantakan saya melangkah masuk. Disana wajah
pertama yang saya temui dulu, Mbak Yani (karna duduk searah pintu masuk) sudah
melambai-lambai. Lalu melihat sekelilingnya, barulah satu-persatu saya mulai
mengenali; ada Mbak Rafika, ada Mbak Mita... Mbak.. dan Mbak... ah saya lupa
namanya. Tapi, semua mengalami perubahan yang baik. Mereka tampak
cantik-cantik(serius, enggak lagi gombal). Cuma saya tidak jumpai temen
laki-lakinya. Sambil berjalan ragu Saya membalas lambaian. Seketika Mbak Yani
memanggil Arifin sambil menunjuk didepan. Saya pun menengok dan benar, itu Mas Arifin
dan Ah iya, ada Mas Eden! Saya balik menghampiri mereka.
Jadi saya melewati mereka? Ya ampun... mereka tampak keren, jadi pangkling. Apalagi Mas
Arifin, itu rambut udah kaya seniman aja. Kami mengobrol sebentar sebelum
bergabung dengan yang lain. Terakhir dateng Mas Salman sama Mas Fakih. Mas Salman
ternyata baru pulang kerja langsung kesini, beh... Solid deh buat Mas Salman.
Lalu kabar Mas Fakih, yang sekarang gendut tapi masih congkak kelakuanya, masih
kaya dulu, chihdish gitu. Oh, saya kangen sekali. Mana yang lain nih,
batinku.
Kami masuk dan gabung dengan yang lain. Anyway,
saya ketemu juga sama temen seangkatan;kaya Mbak Ama Maemunah, Mas
Rayitno dan anak K-popers; alias Mbak Ricka (langsung deh cipika-cipiki, hihi).
Mereka sedang melakukan kegiatan yang sama, kata Mas Rayitno. Bedanya, mereka
bukber alumni SMA. Ngobrol bentar, langsung deh gabung masing-masing. Enggak enak
juga sama yang udah terjadwal heuheu.
Tepat dimeja kami satu persatu menyalami temen-temen
yang kebanyakan perempuan. Saya mendapati tatapan yang sama apa yang saya
lakukan ketika kali melihat mereka. Bedanya jarak tatap pandang, kali ini
mereka benar-benar nyata cantiknya. Agak berlebihan sih, ahaha.. Apa karena rasa kangen yang terlalu
hetik ya?
Dimeja makan kami sempet heboh kurangnya kursi dan
pesanan kami. Tapi Mbak Handayani dengan sigap melobi. Tapi memang pihak Rumah
Makanya yang kualahan. Maklum, lagi musim makan di luar rumah bareng temen-temen
rasa kangen kaya gini, alias Buka Bersama. Ini bukan kesalahan penyelenggara,
tapi Mbak Yani yang ngerasa bertanggung jawab keliatan raut ekspresinya panik.
Meski tertunda, karna kami harus menunggu pesanan yang lain datang agar bisa
makan bersama. Setelah itu barulah kami bisa makan bareng; menyantap dengan hikmat.
Karena kami kaum milenia
kami berfoto-foto ria. Ini rangkaian momen yang paling sering dilakukan setelah
kunjung kenyang. Juga setelah berbincang-bincang hangat dan ketawa-ketiwi
bareng. Barangkali setelah ini salah satu dari mereka mengupload di jejaring
sosial dengan caption bukber. Ngasih
tahu biar enggak kalah sama temen tetangga dan dianggap sebagai kekinian; Mereka bisa merasakan trend dibulan ramadhan. Apapun itu yang mereka lakukan adalah hak
temen-temen. Terpenting bagi kami menjaga silahturahmi dan berhasil menebus
rasa kangen. Yeay, jepret! Jepret!
![]() |
hasil foto selfie Mbak Handayani dan suasana meja makan. |
Di pasar malem GSG kami bersama-sama naik wahana
Ombak Banyu setelah kesepakatan tidak memilih wahana Kora-Kora ( atau jika ada
rollingcoaster). Alasanya, lantaran wahana tersebut pilihan satu-satunya yang
cocok untuk kami. Saat hendak menaiki wahana Ombak Banyu, Mbak Melly, Mbak
Parihatun serta Mas Eden dan Mas Arifin tidak ikutan. Entah takut atau phobia mereka duduk diluar pembatas sambil menunggu kami. Dan Kejutan!
Kami ketemu temen lainya; Nurul Umriyah, katanya sih minta maaf karena acaranya bentrok dengan Bukber temen SD. Mbak
Tyas seketika bergelagak seperti ibu-ibu sedang marah, nadanya menyerupai
pertikaian. Saya yang melihat jadi lelucon amat lucu, suara ketawa juga
terdengar disisi sana. Pasalnya Mbak Nurul Cuma cengegesan melihat tingkah Tyas.
Tapi Kami tetap menyalami dengan baik meski Cuma ketemu di pasar malam nya saja.
Bahkan Saya lihat saking kangenya ada yang mengajaknya berfoto. Yang terpenting
bisa ketemu bareng udah cukup. Dan... Tak berapa lama kami teriak histeria. Wahana Ombak Banyu siap
meluluhlantahkan hati kami. Aaaaakkkk....
![]() |
keceriaan naik ombak banyu. |
*habis muntah-muntah*
Nah, sebagai penutup acara bukber, kami lanjut yang
anget-anget; menikmati Jahe Susu dan Bajigur.
Sekaligus perpisahan yang—boleh dikatakan mengharukan—saya sih menebak saja dari ekspresi temen-temen. Mereka sudah
membayangkan aktivitas yang selama ini bukan kemauan, tetapi lantaran demi masa
depan dan kehidupan yang terus berjalan. Sebab, Mereka sudah bukan lagi anak
kecil atau bahkan remaja, tetapi mereka sudah mulai menentukan jalan hidup yang
musti diraih. Ah, penulis sok tahu deh.
So, Selamat melanjutkan kehidupan, temen-temen! Be
strong. See you letter and emmuach! Halah!
*Tiba-tiba Mas Ulin nongol padahal ceritanya udah
kelar, Wassalam...*
#Diujung bulan ramadhan bersama secangkir kopi di
bilik kecil dan angin buatan china— melankolist.
Comments
Post a Comment