Minggu dan Sedikit Kejengkelan

Baiklah, Saya memulainya dengan kegagalan bangun pagi dan itu berarti tidak bisa jogging atau sepeda ria. Ini hari minggu; kejengkelan pertama yang saya rasakan untuk memperpanjang libur dari aktivitas; menebar kain untuk dipotong lalu dijahit, sortir, kemas, lalu di ekspor; sebuah perusahaan pakaian jadi. Ada lagi, tanggal tua yang membuat penjualan kurang menguntungkan. Padahal musimnya sedang bagus-bagusnya. Soal kuliah itu bisa diatur mudah saja.

Hendak mau kemana dan bersama siapa saya tidak tahu mengisi hari minggu. Ayolah, today is my love. Saya buka whatsapp tidak ada seorang kawan yang mau mengajak. Justru, saya yang mengabari kepada salah satu kawan dan menanyakan; Apakah ada jadwal latihan silat? Setelah pesan sudah kirim (tapi belum terbaca) saya telah keliru dan menganggap diri saya ini aneh; betapa tidak, saya tidak pernah ikut silat dan hanya pernah bercakap-cakap pada kawan bahwa dia setiap minggu ada latihan silat. Meski dia membantah tidak selalu minggu, tergantung kesibukan teman-temannya.

Minum segelas susu coklat mungkin bisa mengawali minggu lebih tenang. Konon, (susu) coklat juga dapat merangsang mood menjadi baik; entah dapat  info soal kandungan coklat ini dari mana, tapi kayaknya semua orang pada tahu. Terutama dari perempuan yang takut gendut jika mengonsumsi berlebihan, atau perempuan yang sedang patah hati lalu dengan ide sederhana mengobatinya dengan memakan coklat. Lebih memuakan lagi makan coklat saja musti diphoto, lalu diposting dimana-mana dengan captions yang menjelehkan.

Seperti biasa, mandi pagi adalah kebiasaan yang amat saya lakukan (boong banget, wkwk) sebagai laki-laki yang ingin ganteng maksimal (apaan coba!). Selesai, handukan, pake kaos, celana pendek, sedikit semprotan parfum aroma strawberry Ausy; inget Ausy berarti Australia, bukan Comal ataupun Belik. Eh, lupa, jaket! Langsung pamit!

Kemana? Tau deh.

Yang jelas saya bawa laptop; bagi saya fungsi utaman alat ini adalah untuk mengetik. Selebihnya untuk kebutuhan kuliah saja. ngomong-ngomong kemaren hendak saya jual, eh, enggak jadi. Itu temen yang mau beli iya-iya-enggak-enggak; menjengkelkan! Barangkali mau beli silakan kontak saya saja. Kita ngobrol-ngobrol aja dulu soal spesifikasi latptopnya sambil minum. Barangkali kita sepakat, sah! Loh! Enggak apa-apa kan saya numpang jualan, lahwong, tulisan saya! suka-suka saya! wle. ckck

Saya pergi sendirian. Ya tahu sendirilah. Laki-laki yang berkarakter introvert itu emang susah ngedapetin perempuan. Tetapi sekali tertarik dan berusaha untuk ngedapetinya dia akan berusaha keras. Pas udah dapet, dia memiliki citarasa memainkan cinta dengan cantik. Perlahan-lahan namun pasti. Hasilnya akan tercipta hubungan yang awet dan langgeng. Eh, setia juga, lho. Nah, barusan dikutip dari horoskop saya. Bukan, kata-kata saya, lho, untuk menjual diri. Haha..
Diperjalanan saya pikir tidak terlalu kesiangan. Masih ada sisa-sisa orang jogging, bersepeda, car free day, ya, meski mereka udah pada bubar. Saya hanya terlambat saja. Nah diperjalanan juga kadang merasa cemburu, eh, kayaknya kurang tepat dah kata-katanya. Ngiri maksudnya; Banyak seusia saya yang sudah punya gandengan. Punya pasangan gitu... Entah naik sepeda berjejeran, jogging berjejeran, senam berjejeran, eh (benerin posisi otak). Pokoknya pemandangan kayak gitu bikin jomblowers bikin kesel, ngejengkelin, panaslah. Saya kasih gambaran, ini masih pagi. Tapi, syudahlah...

Tetapi akhirnya saya sampai pada sebuah tempat, dimana tempat tersebut akan ditutup jika pada jam 12 siang. Orang-orang konvensial sering berada disana menghabiskan waktunya. Yang muda milih-milih di rak dan yang tua milih-milih yang terbaru. Saya liat sih ramai tapi sunyi. Serius. Enggak asiklah. Tapi saya suka tempat ini dikala sendiri maupun ketika dulu pacar pertama kali ngajak kesini. Apa kabar sih, kamu?

Udah ya?

Apalagi sih?

Kenapa bawa laptop?

Ya buat kayak gini saja.

Enggak penting!

*cengengesan*

#Perpustakaan Pemalang; di temani sunyi dan aroma buku. eh, iya sendirian.

Comments

Popular posts from this blog

Tresno Joyo

Ringkas Saja Ngomongin Proses Pembuatan Film

Cerita Kalabahu 41: Lantangkan Suara