Sekelumit Dengan Barland

Ini bukan saya, serius! wkwk

Hampir satu bulan saya penasaran sekali dengan Barland. Bahkan sebelum kita merayakan dan sejak perkenalan kita dimulai, Barland sudah menjadi buah bibir yang sering saya dengar. Saya jadi terbawa kepengin ngerasain. Ketika saya mulai akrab saya jadi berani bertanya apasih Barland itu?

‘’Uh, pokoknya hmmzs banget... lo bakalan suka, jatuh cinta! ’’ katanya dengan jawaban begitu yakin sambil menunjukan jemarinya.

Setiap apa-apa selalu dijanjikan dengan Barland, juga dikaitkan dengan minuman itu. Ya, Minuman! Kalian pikir Barland siapa? Hiks!

Pernah saya memergoki ketulusanya hanya dibayar dengan Barland. Ketulusan Cuma dibayar minuman Barland coba?!! Egh!

“Habis ini traktir Barland, ya?’’ kata seorang temen nya. Saya yakin temanya juga dulu sama kejadianya seperti saya ini, dibuat penasaran dulu. Bedanya saya belum merasakan dan salah seorang temenya sudah. Sedangkan yang lebih penasaran dengan barland, salah seorang temenya mengatakan seperti itu. Maksudnya saking enaknya salah seorang temenya itu mengajaknya kembali menikmati kesegaran dari Barland. Mereka yang sudah mencicipi saja ketagihan, apalagi saya yang hanya mendengarkan ceritanya. Saya sudah membayangin betapa minuman ini lebih nikmat dibandingkan seribu satu macam jenis minuman yang ada di dunia. Saya percaya itu!

Kalo ada tingkatan atau hierarki diatas dari kata ‘penasaran’ saya akan menggunakan kata itu. Pasalnya ketika tiba saatnya saya hendak ketemu dengan minuman barland ini, saya Cuma mikirin bagaimana rasanya, ya? Jenis minuman apakah ini? Alkoholkah? Pasti! Sebab, Barland ini seperti minuman yang memicu hormon dopamin meningkat hingga beberapa persen sehingga menimbulkan ketagihan. Atau,  mungkin terkandung zat adiktif, yang mana bersifat sama; bikin ketagihan dan candu. “Ah mana mungkin segitunya?!!” sanggahku dalam hati. Tapi kok bisa yang lainya sampai segitunya.

Sudah saatnya saya merasakan. Kala itu dalam perjalanan untuk mempersiapkan kostum untuk tampil disuatu acara, kami beramai-ramai dalam satu tim mampir ke salah satu tempat dimana Barland itu berada. Ternyata setelah kami kesana, kedai nya tutup. Sial!!, kataku. Tak hanya saya, semua juga terlihat kesal; gagal menikmati Barland. Ini juga bagian dari kekecewaan dalam hidup saya juga. Halah!

Bermula dari cerita-cerita dia yang menarik, sampai suatu akhirnya kita bisa berjalan berdua saja. lalu Dia mengajak saya untuk menghilangkan rasa penasaran saya yang amat sudah kehabisan kata terhadap Barland. Saya sudah katakan semuanya terhadap Dia, termasuk keinginan saya untuk disegerakan bertemu dengan Barland dan mencicipinya. Jadi, dengan penuh suka-cita Dia mengajak saya kesana; keberadaan Barland. Sampai-sampai saya janjikan biar saya saja yang traktir. Kenyataanya setelah tiba disana, Na’as! Saya gagal untuk merasakan kenikmatanya!

Untuk keseskian kalinya saya gagal bertemu dengan Barland. Jadi greget, kan?!! Ah, macam jodoh saja ketika bertemu harus dengan kehendak-Nya. *Mendadak inget Maha Kuasa.* Asal tahu saja, untuk menuju ke kedai nya saya musti ke kota sebelah. Ya, kota Pekalongan. Tempatnya berada di Alun-alun (taman) Gemek, Kedungwuni, Kab. Pekalongan. Itu artinya jauh... sekali! Dari rumahku sampai tiba disana kurang lebih seperti jarak menjalin hubungan LDR. Eaak! *Pasang muka pura-pura enggak tahu.
 
Tapi setelah menanti sabar dan sebetulnya saya sudah mengikhlaskan kalo saya ini tidak bakal dipertemukan dengan Barland. Hiks! Namun, terjawab sudah, tepatnya hari minggu kemarin akhirnya saya jumpa dengan Barland. Itupun saya harus menunggu dengan mampir ke tempat makan dulu, barangkali rada sorean kedai Barlandnya dibuka. (Kalo dihitung-hitung sudah tiga kali ini saya gagal bertemu Barland ) 

Dan Taraaaaaaa... akhirnya... saya bertemu Barland. Uwuwuwu....

Ngapain, Ya?
Ya gitu!
Lalu soal rasa? untuk satu ini saya tak bisa berbagi bagaimana rasanya saya bisa bertemu dan merasakan dari pipet yang saya sedot  pertama kali dari Barland ini. Kebetulan saya minum rasa lemon. Dan Ahhhhh! Cukup saya saja yang tahu! Pokoknya Ra-ha-sia! *pegang erat-erat barlandnya takut ada yang ambil!

Lantaran rasa penasaran saya sudah terjawab dan berhasil menikmati. Ya sudah. Apalagi? Minta Barlandku? Jangan Harap! Hahaha... Ohiya terimakasih yang buat saya penasaran sekaligus ternyata dia juga yang menemani untuk bertemu dengan Si Segar ini.

Segitunya saking enggak bisa dikata-kata rasa Barlandnya.
Apalagi ini?

 

Comments

Popular posts from this blog

Tresno Joyo

Ringkas Saja Ngomongin Proses Pembuatan Film

Cerita Kalabahu 41: Lantangkan Suara