Notes; Busway Sore Tadi
Hengky, kalo saya bertamu ke rumahmu saya akan
menceritakan perjalanan hari ini kepadamu. Panjenengan
sudah dirumah, kan? Saya melihat postingan foto sebuah tangan pesawat yang panjenengan post kemaren; captionya
sudah berada ditanah jawa lagi; Selamat
datang WIB. Benar sekali bahwa tanah kelahiran kita ini termasuk waktu
bagian barat dan tentunya kepulanganya akan membuat kedekatan kembali, seperti
sebuah kandungan gluten pada tanah
kelahiran dan orang orang tercinta. Eh memang sudah begitu adanya.
Ngomong-ngomong
sudah dibuatkan kopi belum?
Oh jangan salah sekarang saya doyan nyeduh kopi. Bukan
untuk gaya-gayaan, emang buat macem saja.
Lelaki ini! Panjenengan kan tau kalo
saya tidak merokok, kalo ditambah endak
kopi, nanti dibilang apa sama orang-orang. Situ laki?!! Bah!! Mau ditaruh mana
muka saya?
Kalo sudah ditempatnya baiklah semuanya bakalan lancar
tanpa kekeringan dimulut. Pembicaraan juga nyambung dengan baik.
Begini, Heng, saya tadi naik busway sepulang kerja. Iya,
saya kerja naik busway dijakarta. Jangan ditanya kenapa engga naik motor saja? Atau
naik KRL saja? Engga. Pertama, akses terdekat adalah busway. Kedua, saya engga
tau jalan Jakarta, maklum, pusing kalo tahu jalanan Jakarta. Tapi perjalanan
dengan Busway ini melelahkan juga. Tapi mau bagaimana lagi? Saya nikmati, Heng.
Nah saya pulang selalu dalam keadaan mengantuk, kadang
tidur ayam-ayaman; Ketika dapet tempat duduk mata saya merem-melek, pas
berdiri, sama, kedua tangan saya yang menggantung jadi sandaran kepala. Tapi,
sore tadi, mata saya begitu tertarik dengan perempuan berkaca mata yang duduk
seberang sana; sorry, agak ke kanan dikit. Penumpangnya belum terlalu banyak
waktu itu Heng, jadi saya bisa melihat jelas. Tau engga dia lucu sekali? Pas baru
dateng dia haha-hehe, habis itu dia
menyanyi lagunya zivilia (Tau dah
judulnya apa) sambil gedebugkan
pake pembatas penumpang perempuan. Dengan congkaknya dia nyanyi santuy banget.
Kek rumahnya sendiri. Kalo saya perhatiin, untungnya sih cantik. Serius! Setuju
kan Heng, kalo cewe cantik itu boleh berbuat apa saja sesuka dia? Setuju dong... sama kalo gitu sama saya.
*toss
Tau engga dia bukan penyanyi tapi cara nyanyinya dan
gerakan tubuhnya dia seolah diatas panggung. Dia engga sadar sedang dimana dan
ini itu tempat apa. Saya sampai tertawa tanpa suara. Dan ya... berhasil bikin
mata saya melek. Meski lelah tapi saya terhibur dengan tingkahnya dia.
Ohya kalo mau tau detilnya dia, saya kasih tau deh, dia
masih sekolah. Tepatnya anak SMP 60 Jakarta. Baru tau ya, dia anak SMP? Haha...
Tenang saya engga naksir. Iya, dia pakai celana training. Gantungan kuncinya
doraemon. Apalagi yah? Panjenengan tau Mikha Tambayong? Nah wajahnya mirip
sekali. Terus dia berkacamata. Bibirnya tebel tapi kecil. Pipinya yang atas cabi-seksi,
Heng. Ya Awloh Heng... kalo seumuran saja, saya langsung senyumin Heng. *eh,
langsung nyebut!
Bdw, saya engga terlalu ngeliatin objek (yang mirip Mikha
Tambayong) terus terusan karena takut sadar bahwa saya sedang menuliskan dia. Tapi
sewaktu saya menuliskan ini (sedang menulis objek pengamatan saya), Heng, ternyata
ada yang mengamati saya, yaitu temanya si mirip Mikha Tambayong. Temanya si mirip Mikha Tambayong juga
sedang menuliskan buku kecil yang ia bawa. Memang dalam beberapa kali
sering bertabrakan mata. Dalam hati saya berbicara Heng pada temanya; Tolong, ya, jangan menulis saya sebagai objek
tulisanmu. *Close note!
#Sedikit mood yang baik; Ketumbenan ditemani lagu barat; Halsey: Graveyard
#Sedikit mood yang baik; Ketumbenan ditemani lagu barat; Halsey: Graveyard
Comments
Post a Comment